Assalamu'alaikum warrohmatulahi wabarokatuh...

Welcome to IslamHolic for Ukhuwah Islamiyah....

Sabtu, 08 Januari 2011

seorang Guru???

Guru engkau adalah Pendidik profesional dengan tugas utama :
   - MENDIDIK
   - MENGAJAR
   - MEMBIMBING
   - MENGARAHKAN
   - MELATIH
   - MENILAI DAN
     MENGEVALUASI
     PESERTA DIDIK

GURU IDEAL
          Bertakwa
          Berkepribadian matang
          Berilmu mutakhir dan berprestasi
          Rasa kebangsaan
          Berwawasan global

CIPTAKAN ATMOSFIR BELAJAR
*      Menyenangkan
*      Mengasyikkan
*      Mencerdaskan
*      Menguatkan
*      Hidup & Memberi
                Kebebasan

Model-Model Pembelajaran


MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

Dalam kegiatan proses belajar dan mengajar diperlukan metode yang efektif dan model pembelajaran yang tepat guna demi terciptanya suasana belajar yang menyenangkan. Menurut Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Dr. Joko Sutrisno, Model pembelajaran adalah rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik  berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-siswa. Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak  ( Bruce Joyce, 1985)
Berdasarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran yang tertuang pada   Lampiran Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, tentang Standar Proses, II poin C, dinyatakan tentang beberapa model pembelajaran alternatif yang dapat dikembangkan dan digunakan secara inovatif sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi di kelas serta untuk mendukung iklim belajar PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan).  Iklim belajar PAKEM diharapkan dapat menumbuhkembangkan secara optimal  multi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik.
Menurut Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Dr. Joko Sutrisno dalam bukunya Model-model Pembelajaran. Model-model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan iklim belajar PAKEM antara lain:

Merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta  didik.  Filosofi pendekatan pembelajaran Quantum dikenal dengan istilah TANDUR yang merupakan kepanjangan dari :

T
=
Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan menunjukkan manfaat  dari kompetensi yang dipelajari  bagi kehidupan peserta didik
A
=
Alami, ciptakan dan berikan pengalaman langsung yang  dapat dimengerti semua peserta didik
N
=
Namai,  berikan kata-kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, untuk mudah diingat dan dipahami
D
=
Demonstrasikan, sediakan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang diperoleh  selama proses pembelajaran
U
=
Ulangi,  tunjukkan pada peserta didik cara mengulangi materi dan tegaskan bahwa “Aku tahu bahwa aku memang tahu”
R
=
Rayakan,  akui hasil belajar peserta didik, baik dalam bentuk penyelesaian, partisipasi, perolehan keterampilan ataupun ilmu pengetahuan dan beri penghargaan

1.  Pendekatan Pembelajaran Quantum
Kelas merupakan komunitas belajar yang menjadi tempat untuk meningkatkan kesadaran, daya dengar, partisipasi, umpan balik dan pertumbuhan bagi peserta didik, dimana peserta didik mencari dan terbuka terhadap umpan balik, serta tempat peserta didik mengalami perubahan, kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar mengakui dan mendukung orang lain, serta belajar dan tumbuh sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Untuk membentuk lngkungan kelas yang diharapkan diperlukan langkah-langkah berikut:
a.   bangun ikatan emosional .
Kunci untuk membangun ikatan emosional tersebut, adalah dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari    suasana belajar.
b.  Jalin rasa simpati & saling pengertian
Untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik pada proses pembelajaran, guru harus membangun hubungan, yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian.

c.   Ciptakan keriangan & ketakjuban
tumbuhkan lebih banyak kegembiraan dalam pengajaran, melalui pemberian afirmasi (penguatan atau penegasan), pengakuan, dan perayaan,
2.      Pengambilan Resiko
Sebagian peserta didik menjadi pelajar yang baik dengan mengambil resiko yang berani, karena telah berani menghabiskan sebagian waktunya setiap hari untuk datang ke sekolah, mengenal orang-orang yang belum diketahui sebelumnya, dan sebagainya  yang merupakan resiko peserta didik dalam memasuki proses belajarnya. 
3.      Ciptakan rasa saling memiliki
Umumnya semua peserta didik ingin merasa saling memiliki, karena dengan rasa saling memiliki akan membuat nilai tambah, serta merasa berdaya dan diterima di dalam kelompoknya.  Dengan rasa saling memiliki akan menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan, kesepakatan dan dukungan dalam belajar.
4.       Beri keteladanan
Keteladanan guru menjadi hal yang ampuh untuk membangun hubungan dan memahami perasaan orang lain, sehingga akan menambah penguatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

Langkah-langkah pembelajaran quantum:
1)      Tentukan tujuan pembelajaran
2)      Komunitas dalam belajar memiliki tujuan yang sama dimanapun berada, baik di kelas, di sekolah maupun di lembaga diklat lainnya, yaitu mengembangkan kecakapan peserta didik dalam mata pelajaran yang diajarkan.
3)      Yakinkan kemampuan peserta didik dalam belajar, dan kemampuan Anda dalam mengajar
4)      Jaga agar komunitas kelas tepat berjalan agar peserta didik tetap memiliki minat yang tinggi


Lingkungan yang mendukung model pembelajaran quantum antara lain :
-              Poster ikon, poster afirmasi,  penggunaan warna, alat bantu dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemampuan guru dan fasilitas yang dimiliki lembaga diklat.
-              Pengaturan tempat duduk peserta didik  berperan penting dalam proses pembelajaran, karena dapat memberi kebebasan kepada peserta didik untuk mengatur posisi tempat duduk guna mempermudah terjadinya  interaksi yang diharapkan
-              Tumbuhan, aroma dan unsur organik lainnya, dapat memperkaya kesegaran ruangan kelas
-              Musik dapat digunakan untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental peserta didik, serta mendukung lingkungan belajar,

B.     Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/-konteks lainnya.
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Ctl
Kerjasama
Saling menunjang
Menyenangkan
Tidak membosankan
Belajar dengan bergairah
Pembelajaran terintegrasi
Menggunakan berbagai sumber
Siswa aktif
Guna mewujudkan model pembelajaran CTL yang memiliki  karakteristik seperti di atas,  seorang guru perlu mengkondisikan dan mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta mengkaitkannya dengan realitas dan kebenaran (kontruktivisme). 


Untuk itu guru perlu memahami hal-hal yang terkait dengan peserta didik berikut:
§   Belajar adalah kegiatan aktif, dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya, mencari sendiri arti dari apa yang mereka pelajari dan bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
§   Belajar bukanlah  suatu proses mengumpulkan sesuatu, tetapi merupakan suatu proses menemukan sesuatu melalui perkembangan pemikiran yang berkembang dengan membuat kerangka pengertian yang baru.
§   Peserta didik mempunyai cara untuk mengerti sendiri, sehingga setiap peserta didik perlu mengerti kekhasan, keunggulan dan kelemahannya dalam mengahdapi sesuatu.

Sedangkan jika ditinjau dari sudut guru sebagai pengajar adalah:
§   Mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru ke peserta didik, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya.
§   Mengajar berarti berpartisipasi dengan peserta didik dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi.
§   Guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar peserta didik berjalan dengan baik, sehingga proses belajar lebih ditekankan pada peserta didik yang belajar.

1.  Komponen CTL
1)          INQUIRY  (merumuskan masalah)
Bagaimanakah cara melukiskan suasana kerja di suatu unit kerja? Dapat dilakukan antara lain dengan melakukan:
§ Mengamati atau melakukan observasi
§ Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan atau gambar.
§ Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain.
2)                  QUESTIONING ( bertanya)
Questioning dapat diterapkan antara peserta didik dengan peserta didik, antara guru dengan peserta didik, antara peserta didik dengan guru atau antara peserta didik dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. Bisa juga dilakukan saat berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika mengamati atau ketika menemui kesulitan.
3)                  KONSTRUKTIVISME
Merancang pembelajaran dalam bentuk peserta didik bekerja praktek mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan atau menciptakan ide.
4)                  LEARNING COMMUNITY (masyarakat belajar)
Dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran dan materi yang akan diberikan, antara lain pembentukan kelompok kecil, kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat atau bekerja dengan kelas di atasnya, serta bekerja dengan masyarakat di lingkungan sekolah.
5)                  AUTHENTIC ASSESSMENT (penilaian yang sebenarnya)
§  Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil.
§  Menilai pengetahuan dan keterampilan (performansi) yang diperoleh peserta didik.
§  Penilai tidak hanya oleh guru, tetapi juga bisa teman atau orang lain.
§  Karakteristik Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung,  bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif.
§  Yang diukur pengetahuan dan keterampilan, bukan mengingat fakta, tetapi berkesinambungan, terintegrasi dan dapat digunakan sebagai feed back.
6)                      MODELING (permodelan)
Guru bukan satu-satunya model, tetapi bisa juga model dari peserta didik yang memiliki suatu kelebihan untuk mendemonstrasikan kemampuannya atau dari pihak luar yang bertindak sebagai native speaker.
7)      REFLECTION (refleksi)
Bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui, dan hal-hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Realisasinya dapat berupa:
§   Pernyataan langsung tentang apa yang diperolehnya hari itu.
§  Catatan atau jurnal peserta didik.
§   Kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran hari itu.
§  Diskusi.
§  Hasil karya.
Pelaksanaan model pembelajaran  CTL, dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut
  1. Mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari oleh siswa.
  2. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama.
  3. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas.
  4. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa dan lingkungan kehidupannya.
  5. Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya.
  6. Melakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya.
C.   PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)
1.  Definisi PBL
PBL adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan penyelesaian masalah.  Pengertian tersebut sejalan dengan yang diutarakan oleh Barrows & Tamblyn:
“…the learning which result from the process of working towards the understanding of, or resolution of, a problem.” (Barrows & Tamblyn, 1980)
Sebagai model  pembelajaran, PBL menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.

2. Prinsip Dasar
n    Pembelajaran berangkat dari adanya masalah (soal, pertanyaan, dsb) yang perlu diselesaikan.
n   Masalah yang dihadapi akan merangsang siswa untuk mencari solusinya; siswa mencari/membentuk pengetahuan baru untuk menyelesaikan masalah.
3.  Tujuan PBL
n    Mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar
n   Menilai sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari

4.  Beberapa Kelebihan PBL
n   PBL merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong siswa untuk melakukan pembelajaran yang reflektif, kritis dan aktif.
n   PBL merangsang siswa untuk bertanya dan menggali pengetahuan secara mendalam
n   PBL mencerminkan sifat alamiah pengetahuan yaitu: pengetahuan kompleks dan berubah-ubah sesuai kebutuhan sebagai respons terhadap masalah yang dihadapi
5.  Kompetensi yang dikembangkan
n   Beradaptasi dan berpartisipasi dalam perubahan
n Mengenali dan memahami masalah dan mampu membuat keputusan yang beralasan dalam situasi baru
n   Menalar secara kritis dan kreatif
n Mengadopsi pendekatan yang lebih universal atau menyeluruh.
n Mempraktekkan empati dan menghargai sudut pandang orang lain
n   Berkolaborasi secara produktif dalam kelompok
n  Menemukenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menemukan cara untuk mengatasi kelemahan diri; self-directed learning.
6.  Karakteristik Masalah PBL
n  Masalah dapat berbentuk tugas melakukan sesuatu, pertanyaan atau hasil identifikasi dari keadaan yang ada di sekitar siswa.
n  Masalah berupa tugas yang tidak memiliki struktur yang jelas sehingga merangsang siswa untuk mencari informasi untuk memperjelasnya.
n  Masalah harus cukup kompleks dan ambigu (taksa) sehingga siswa terdorong untuk menggunakan strategi-strategi penyelesaian masalah, teknik dan ketrampilan berpikir.
n  Masalah harus bermakna dan ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa termotivasi mengarahkan dirinya untuk menyelesaikan masalah dan mengujinya secara praktis.

7.  Sumber Pembelajaran
n   Bahan bacaan (baik yang disediakan secara langsung maupun yang ada di sekitar tempat belajar)
n Informasi dari narasumber (ada dijelaskan sekilas dan ada yang berdasarkan pertanyaan siswa)
n  Lingkungan dan hasil uji coba praktis
n  Sumber-sumber lain yang dapat diakses siswa
8.  Metode  dalam PBL
n  Diskusi kelompok
n  Belajar mandiri (individual)
n  Eksperimen kelompok
n  Observasi gejala dan wawancara terhadap narasumber.
n   Komparasi dengan hasil-hasil penyelesaian masalah yang sudah ada.
9.  Karakteristik Kelompok
n  Dibagi secara acak
n  Jumlah berkisar antara 5-8 orang
n   Heterogen (latar belakang dan kemampuan cukup beragam)
n   Waktu kerja disesuaikan dengan jadwal belajar dan kesediaan anggota kelompok
10.  Peran Guru
n  Guru berperan sebagai fasilitator.
n  Menyusun ‘trigger problems’.
n  Guru juga dapat berperan sebagai narasumber, terutama utk informasi yang sulit diperoleh dari sumber lain.
n  Memastikan jalannya proses pembelajaran dan setiap anggota kelompok terlibat
n  Melakukan evaluasi
11.  Langkah-langkah PBL:
§   Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
§   Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
§   Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
§  Guru membantu peserta didik dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
§  Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan